Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian mengungkapkan, dalam kasus tewasnya pelajar kelas 2 SMPN Cigugur ini pihaknya telah melakukan sejumlah rangkaian penyelidikan termasuk membongkar kuburan Hilman dan membawa jenazahnya ke RS Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk dilakukan autopsi. Polisi juga memanggil sejumlah rekan-rekan korban yang sempat bersama sebelum kejadian untuk dimintai keterangan. Total ada 20 remaja yang diperiksa dan semuanya masih berstatus pelajar yang berusia rata-rata 14 dan 15 tahun.
"Diperoleh informasi, ternyata awal mulanya memang sempat terjadi perang sarung antara anak RT 01 dan 09, hingga ada salah satu kelompok yang kalah dan melarikan diri hingga tercerai berai. Kemudian kelompok yang kalah ini kembali berkumpul dan ternyata tidak mendapati korban, sehingga bersama-sama mereka melakukan pencarian. Ternyata pada Kamis pagi korban ditemukan di area pemakaman sudah dalam keadaan meninggal dunia," papar Willy kepada awak media di Mapolres Kuningan, Jumat (07/03/2025).
Atas kejadian itu, Willy melanjutkan, pihaknya segera melakukan sejumlah rangkaian penyelidikan dan melakukan autopsi terhadap jenazah Hilman. Dari hasil otopsi, kata Willy, ternyata benar ditemukan sejumlah luka di antaranya di bagian dahi, lecet di pipi dan luka lengan.
"Tapi hasil keterangan dari dokter forensik menyimpulkan luka tersebut tidak menyebabkan kematian. Dan, kami juga sudah menanyakan apakah ada luka memar di bagian wajah, kepala dan di badan, dinyatakan oleh dokter forensik tidak ada. Sehingga bisa diartikan korban ini meninggal bukan akibat penganiayaan," ungkap Willy.
Adapun penyebab kematiannya, menurut Willy, kemungkinan akibat korban terjatuh saat dalam upaya pelarian dari perang sarung tadi. "Karena dari hasil autopsi menyatakan bahwa luka di bagian dahi, wajah dan lengan korban bukan menyebabkan kematian dan tidak ada bekas luka memar di bagian kepala, wajah dan badan korban. Mungkin saat korban melarikan diri ini terjatuh sehingga langsung meninggal dunia," jelasnya.
Terlebih, kata Willy, ada informasi dari pihak keluarga bahwa korban Hilman ini ternyata juga punya riwayat penyakit bawaan yang kerap kambuh. "Bahkan di saat mengalami kelelahan bisa membuatnya pingsan. Mungkin penyakit bawaan ini juga sebagai salah satu pemicunya," ungkap Willy.
Namun demikian, Willy mengatakan, kasus meninggalnya Hilman ini masih dalam penanganan anggota Satreskrim Polres Kuningan termasuk melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak yang terlibat dalam perang sarung yang menjadi pemicu kejadian di Kelurahan Cirendang tersebut. Keterlibatan anak-anak yang masih di bawah umur, kata Willy, mengharuskan penanganan kasus ini secara khusus dengan melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan instansi terkait.
"Ini patut menjadi perhatian bersama tidak hanya kepolisian, namun juga pemerintah daerah, tenaga pendidik, pemerintah desa dan kecamatan terutama para orang tua untuk mengawasi para remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA agar jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Di bulan Ramadan ini, sebaiknya anak-anak bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengaji, pesantren kilat dan lainnya. Anak-anak jangan dibiarkan keluar rumah pada malam hari sehingga mereka bisa melakukan kegiatan negatif yang dapat meresahkan masyarakat," imbau Willy.
Peringatan ! Jangan ditiru tindakan/perilaku yang tidak di benarkan tersebut.
PERINGATAN! (konten grafis 18+)
Berikut Rekaman Videonya :
https://videy.co/v/?id=lrSUpNC51 (korban)
— assalisuy (@assalisuy) March 8, 2025
31 komentar
tapi emgan disayangkan kejadian ini bisa makan korban jiwa, semoga keluarga yg ditinggalkan almarhum diberikan ketabahaan lah yaaa
Itu gara2 perang sarung tapi sarungnya pake batu di dalem sarungnya...
Akhir2 ini kota gue kuningan makin kacau banyak geng2 motor di jalan baru balapan liar,,, biasanya jarang kejadian...