Dua individu yang semula diduga sebagai suami istri ditemukan tergeletak dalam keadaan berlumuran darah; satu korban dinyatakan tewas di lokasi kejadian, sementara yang lainnya sempat mengalami kondisi kritis sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit. Kasus ini kini terungkap sebagai sebuah tragedi cinta segitiga yang berakhir dengan fatal.
Ketua RT setempat, Achmad Khusyairi, mengungkapkan bahwa sebelum penemuan kedua korban, warga sempat mendengar keributan dari dalam kamar kost para korban. Terdapat saksi yang mengobservasi seorang individu asing memasuki ruang tersebut.
"Khusyairi menyatakan, 'Sang lelaki telah meninggal, sementara perempuan dalam kondisi kritis.'" "Menurut informasi, terdapat individu asing yang memasuki kos tersebut dan di situ terjadi insiden penganiayaan," tambahnya. Sayangnya, Khusyairi mengungkapkan bahwa ia tidak mengenali identitas kedua korban tersebut, karena sejauh ini keduanya tidak pernah melaporkan tempat tinggal mereka kepada pengurus lingkungan.
Polisi mengungkapkan fakta-fakta mengejutkan setelah menjalankan penyelidikan. Kedua individu yang mengalami nasib malang tersebut bukanlah pasangan suami istri sebagaimana yang dipersepsikan oleh masyarakat. Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, mengidentifikasi para korban sebagai Agus, berusia 36 tahun, dan Eka Fatmawati Dewi, yang berusia 45 tahun.
"Hafid menjelaskan bahwa terdapat dua korban, yaitu seorang pria dan seorang wanita (bukan pasangan suami istri) di tempat kos tersebut." Saya mendaftar untuk kost menggunakan akta nikah dengan suami sah saya, Abdul Razak, yang berusia 44 tahun. Itulah yang menjadi alasan mengapa pemilik kos dan warga mengasumsikan bahwa mereka merupakan pasangan suami istri. Secara faktual, Eka menetap di kamar kos tersebut bersamaan dengan Agus, yang ternyata merupakan selingkuhannya.
Tidak lama setelah itu, aparat kepolisian berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku, yang belakangan diketahui merupakan suami sah Eka, Abdul Razak. Ia ditangkap di Jalan Raya Mlajah beberapa waktu setelah peristiwa tersebut. Polisi juga berhasil menyita barang bukti yang terdiri dari sebuah celurit yang masih teridentifikasi dengan noda darah. "Para pelaku telah kami amankan bersama dengan senjata tajam tipe celurit, dan masih terdapat darah korban," ungkap Hafid.
Menurut Hafid, motif di balik pembunuhan ini diduga berkaitan dengan perasaan sakit hati dan kecemburuan Abdul Razak yang dipicu oleh perselingkuhan sang istri. Razak, yang merasakan curiga akibat ketidakhadiran istrinya di rumah, memutuskan untuk menyelidiki dan akhirnya menemukan Eka berduaan dengan Agus di dalam kamar kos. "Analisis awal menunjukkan bahwa motif yang mungkin mendasari peristiwa ini adalah adanya hubungan asmara yang melibatkan kedua korban." Tersangka, yang merupakan suami dari korban perempuan tersebut, merasakan kecemburuan," ungkap Hafid.
Setelah berhasil menemukan kedua individu tersebut, pelaku segera melancarkan serangan dengan sabetan celurit. Agus meninggal di tempat kejadian, sedangkan Eka berhasil dibawa ke RSUD Syamrambu Bangkalan dalam keadaan kritis. Sayangnya, nasibnya tak dapat diselamatkan. "Dua korban yang meninggal mengalami luka di seluruh tubuh," ujar Hafid.
Tragedi ini menambah daftar insiden kekerasan yang dipicu oleh perselingkuhan, yang berakhir dengan fatalitas di Bangkalan. Polisi terus memperdalam penyelidikan sehubungan dengan kasus ini.
Peringatan ! Jangan ditiru tindakan/perilaku yang tidak di benarkan tersebut.
PERINGATAN! (konten grafis 18+)
Berikut Rekaman Videonya :
https://videy.co/v/?id=p2L3xST01(Evakuasi korban)
https://videy.co/v/?id=tLAJEVdf1(Korban)
https://t.co/QLuMyMEYJA pic.twitter.com/mtnaEX9UYT
— assalisuy (@assalisuy) April 25, 2025
25 komentar